APA YANG SAYA BERPIKIR, SAYA RASAKAN DAN SAYA ALAMI SELAMA HIDUP SAYA, SAYA AKAN MUATKAN DALAM MEDIA SOSIAL ATAU BLOG INI.

Bungsu rio Womy

  • This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

Manfaat Terapi Permainan Bagi Anak

Manfaat Terapi Permainan Bagi Anak

Terapi permainan/game adalah suatu terapi interaksi sosial yang menyediakan kesempatan untuk belajar keterampilan sosial-emosional dan meningkatkan ketahanan emosional. Sementara kebanyakan anak belajar keterampilan sosial dari mengamati orang lain atau melalui instruksi yang eksplisit, yang lain belum belajar atau tidak menerapkan keterampilan sosial pro dan membutuhkan pengajaran tambahan, latihan dan pembinaan. Kecenderungan alami anak-anak untuk bermain menyediakan cara yang sangat memotivasi untuk melibatkan mereka dalam belajar keterampilan sosial pro. Anak-anak cenderung dengan pribadi yang menyelesaikan masalah dengan agresi, kurangnya persahabatan, manajemen kemarahan dan pembohong.

Membangun hubungan baik bisa rumit, terutama jika seorang anak oposisi dan tidak menghargai perhatian ekstra yang disediakan. Permainan dapat memotivasi anak-anak dengan cepat, terutama jika anak tersebut berada pada sekelompok kecil dengan teman-teman. Beri mereka sebuah dadu dan beberapa kotak di papan tulis dan mereka akan bermain dengan Anda sebagai teman seusianya.

Buang di beberapa insentif dan sebelum mereka tahu itu, mereka sedang bersenang-senang, berbicara tentang isu-isu yang diangkat dalam permainan dan mempraktekkan keterampilan baru. Sementara memainkan permainan, situasi konflik muncul secara alami, memberikan kesempatan kepada model dan mengajarkan keterampilan sosial pro.

Dengan menggunakan metode Life Space Interview (LSI), terapis, guru, orang tua dan karir pelatih anak-anak dapat melalui krisis, membantu mereka memperoleh wawasan mereka sendiri dan perilaku orang lain sambil belajar bahasa resolusi konflik dan empati.

Terapi bermain memiliki manfaat bagi anak-anak, yaitu:

  1. Pertama, anak-anak ‘terjaga’ ketika berhadapan dengan prospek ‘bermain’. Mereka langsung terlibat dalam situasi sosial yang mengajarkan keterampilan saat mereka sedang bersenang-senang. Mereka yang akrab dengan unsur-unsur bermain seperti turn-taking, aturan menjaga, menang, kalah dan ko’operasi.
  2. Kedua, sementara anak-anak secara aktif terlibat dengan proses bermain game, tantangan sosial dan emosional muncul saat mendidik ‘atau krisis terjadi, sehingga memberikan pengalaman belajar bermakna dengan segera.
  3. Ketiga, terapi bermain anak-anak dengan menyediakan lingkungan yang aman untuk mempraktekkan keterampilan baru. Anak-anak merasa santai dan arus diskusi mudah dalam pengaturan ini.
  4. Keempat, pengamatan klinis dapat dilakukan dan ditarik kesimpulan tentang anak-anak yang tidak meningkatkan penggunaan keterampilan prososial setelah pembelajaran ekstra dan pemanduan praktek. Adanya sindrom organik, masalah kesehatan mental atau masalah perlindungan anak perlu diselidiki.

Kemajuan permainan pada pengembangan keterampilan dan kompleksitas dengan fokus yang kuat pada intervensi awal, mulai dari usia 4-14. Permainan dapat digunakan secara berurutan selama enam sampai delapan minggu dan satu sesi untuk menutup keterampilan tertentu. Anak-anak muda akan mulai dengan permainan ‘Persiapan Bersama’ dan bekerja dengan  ‘Teman yang Ramah’ dan mungkin untuk ‘Pemikir Ulang’.

Anak-anak berusia delapan atau sembilan atau yang lebih tua akan mulai dengan ‘Teman yang Ramah’, Pengusik ‘atau Pemikir ulang, tergantung pada pengembangan keterampilan yang dibutuhkan. Permainan dapat digunakan dengan individu, kelompok atau anak-anak seluruh kelas.

Share:

HUBUNGAN HARMONIS GURU MUSLIM DENGAN MURID KRISTEN

HUBUNGAN HARMONIS GURU MUSLIM DENGAN MURID KRISTEN DI PEDALAMAN PAPUA TAHUN 1977-2022 

Oleh Gembala Dr. Socratez S.Yoman 

Seorang Muslim bernama Suyanto ditugaskan Negara sebagai guru di Sekolah Dasar Negeri Tiom sekitar tahun 1977.  Distrik Tiom masuk dalam kabupaten Jayawijaya waktu itu sebelum kabupaten Lanny Jaya dimekarkan. Saya dengan teman-teman datang sekolah di SDN ini dengan menempuh 7 kilo meter perjalanan. Cukup jauh tapi selama 6 tahun telah menjadi bagian dari hidup dan sejarah kami. Ada beberapa yang putus sekolah, tetapi sebagian besar dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik. 

Sudah 42 tahun sejak 1977-2022 terbina hubungan dengan baik. Walaupun bapak guru sudah pulang ke Jawa. Sekarang guruku dan ibu tinggal di Magelang. 

Bapak guruku waktu masih di Tiom, biasa minta saya ke rumah pulang sekolah. Kami berdua masak dan makan. Saya pulang ke kampung sore. Setelah tamatkan kami bapak guru pindah ke Wamena kota, dan mengajar di SDN Aikima, Pikhe dekat Mummi Wamena. 

Saya ke Wamena dari Tiom. Bapak guru urus saya masuk SMPN 2 Wamena. Bapak minta tinggal di rumah. Bapak guru pulang ke Jawa dan menikah dan pulang. Saya tinggal dengan bapak dan ibu di rumah. 

Ibu biasa masak sayur pare dicampur dengar ikan kaleng. Makanan sangat enak. Ibu kasih makan saya secukupnya. Saya sekolah dengan lancar. Saya dibelikan baju seragam. Bapak guru dan ibu sangat baik. 

Saya masih bersama kedua orang tua. Adik Dewi lahir. Setiap hari pagi atau pulang sekolah mencuci pakaian adik Dewi. 

Saya sudah selesai SMPN 2 Wamena dan melanjutkan SMAN Wamena. Kelas 2 saya pindah ke Nabire. Sejak itu, saya belum pernah ada komunikasi sampai tahun 2007. 

Pada tahun 2007, bapak guru telepon saya dari Magelang. Nomor hand phone baru muncul nomor HP baru. Saya angkat dan ada suara dibalik HP, suara yang sudah kenal (familiar) dalam hidup saya. 

Bapak guru tanya, "anak, apakah masih kenal suara saya?"  Saya tidak bisa lanjutkan pembicaraan. Hati saya sangat terharu mendengar suara bapak guruku yang memberikan saya harta sangat berharga, yaitu ilmu pengetahuan di kampung terpencil di Lanny Jaya. 

Saya sampaikan: "bapak guru, selamat pagi. Anak masih ingat suara bapak guru. Maaf, anak sebut nama bapak guru, bapak Suyanto." 

"Ya, bagus, napuluk masih ingat bapak gurumu."  Napuluk artinya "anak" dalam bahasa Lani. 

Bapak guru tanya tentang murid-muridnya nama satu persatu. Saya memberikan jawaban posisi anak didiknya sekarang. Bapak guru sangat bangga mendengarkan jawaban dari saya tentang anak-anak didiknya. 

Singkat cerita, pada 18 September 2019, bapak guru telepon saya. Bapak guru sampaikan kepada saya: 

"Anak, kamu tahu bapak beragama Muslim. Anak beragama Kristen. Apakah anak masih mengasihi bapakmu?" 

Perkataan ini, terutama pertanyaan bapak guru, membuat saya seperti tidak punya tulang. Hati saya diliputi dengan keharuan. Saya parkir mobil di pinggir jalan. Saya lanjutkan pembicaraan dengan bapak guruku. Saya menyampaikan kepada bapak guruku seperti ini. 

"Bapak, saya sangat mencintai bapak. Saya sangat berhutang budi dengan bapak. Apa yang harus anak buat untuk bapakku sekarang? Bapak, boleh bilang kepada anak sekarang. Saya akan laksanakan apa yang bapak minta." 

Jawaban bapak guruku. "Anak, bapak minta tolong. Apakah anak bisa bantu pindahkan adikmu Dewi itu pindah tugas ke Jawa? Bapak minta itu saja. Karena, adikmu sudah berjuang hampir 2 tahun lebih tapi dia ada kesulitan. Kasihan adikmu itu." 

Saya jawab:  "Bapak dan mama berdoa. Saya upayakan. Tapi,  saya minta persyaratan atau surat-surat dari adik Dewi. Bapak dan mama kasih nomor HP adik Dewi." 

Saya dapat nomor HP adik Dewi Fitri Astuti dan saya telepon Dewi. "Halo Dewi, ini kakak Socratez Yoman. Bapak dan mama kasih nomormu. Besok antar surat-surat ke kakak di Abepura." 

Saya menerima persyaratan adik Dewi fan saya pergi bertemu dengan atasannya. Kami dua cerita-cerita dan saya sampaikan atasannya. Saya minta atasannya proses SK pindah ke Jawa. Saat itu juga Kepala panggil stafnya untuk buat SK pindah. 

Saya pamit atasan adik Dewi dan saya telepon bapak dan mama di  Magelang, Jawa Timur. "Bapak dan mama, ada informasi baik. SK adik Dewi sudah mulai diproses." 

Saya mendengar dibalik telpon mama menangis. Sementara bapak dengan suara terbata-bata, bertanya kepada saya. "Anak, bapak kasih hadiah apa untuk anak, karena sudah bantu adikmu." 

Saya jawab. "Bapak dan mama berdoa untuk saya. Anak sudah mendapat banyak dari bapak, yaitu sudah kasih saya harta sangat berharga seumur hidup saya, yaitu Ilmu Pengetahuan. Bapak sudah membuat anak orang besar hari ini." 

Bapak dan mama sampaikan, "kapan datang ke Magelang. Di sini 2 atau 3 hari baru anak kembali ke Papua. Tapi bapak dan mama tahu anak sibuk dengan tugas." 

Bapak dan mama juga memberkati kedua anak saya. "Bapak dan Mama sampaikan kami berdoa untuk kedua cucu kami supaya menjadi orang-orang besar seperti orang tuanya." 

Ada yang lucu. Saya telepon adik Dewi. "Dewi, kakak mau datang ke rumah kamu hari Sabtu, jadi ko masak ya? Kakak mau makan masakan kamu." 

Adik Dewi tanya. "Kakak suka makan apa?" 

Jawab saya kepada adik Dewi. "Kakak suka sayur pare dengan ikan kaleng. Karena dulu di Wamena, mama biasa masak sayur pare dengan ikan kaleng." 

Dewi jawab: "Oh....kakak masih lidah pare dan ikan kaleng ya?" 

Yang lebih lucu lagi. Waktu saya telepon bapak guru dan mama di Jawa, saya sampaikan begini: 

"Bapak dan mama, suami Dewi itu belum bayar mas kawin. Dia harus bayar mas kawin 5 ekor babi kepada saya sebagai kakak Dewi." 

Bapak dan mama bingung dan langsung jawab: "Anak, orang Jawa itu tidak tahu namanya mas kawin." 

Saya jawab kepada bapak dan mama. "Itu benar, kamu orang Jawa di sana. Tapi, Dewi itu perempuan Wamena, karena lahir di Wamena, jadi 5 ekor babi harus kasih mas kawin kepada saya sebagai kakaknya." 

Memang benar-benar lucu. Saya juga bilang adik Dewi. "Hei Dewi, bilang kamu punya suami itu, kasih saya 5 ekor babi sebagai mas kawin. Bagaimana adik saya kawin tanpa bayar saya." 

Adik Dewi juga bingung, rasa lucu dan campur-aduk.  Ini seni hidup dalam kehidupan saling mengasihi satu sama yang lain. 

Akhirnya, adik Dewi kirim pesan kepada saya pada  9 Oktober 2019: 

"Selamat pagi kakak....sebelumnya terima kasih atas bantuannya untuk urusan mutasi saya...surat sudah jadi dan sudah dikirim ke Magelang untuk diteruskan ke pusat Jakarta...doakan semoga urusan di Jakarta lancar dan berhasil..." 

Kisah Guru Muslim dan Murid Beragama Kristen tidak pernah menjadi halangan dan hambatan. Cinta kasih sayang guru dan anak terjalin abadi. 

"Kita jangan  sibuk dengan mengurus atau mengganggu agama orang lain, itu sama saja kita bagian dari orang-orang yang menciptakan kekacauan dunia. Sebaiknya, kita harus sibuk membangun iman kita masing-masing, supaya kita menjadi seperti lilin yang bercahaya untuk kedamaian dunia. Orang Kristen berkewajiban menjadi penjaga dan pelindung saudara-saudara Muslim, Hindu, Budha, Konghucu dan Atheis dan sebaliknya. Kita boleh berbeda dalam keyakinan iman dan pandangan ideologi, tapi kita tetap  bersaudara dalam martabat kemanusiaan." (Gembala DR. A.G. Socrarez Yoman, Ita Wakhu Purom, 5 April 2022) 

TUHAN memberkati Bapak dan Mama di Magelang. Tetap kuat dan segar dihari tua. Bapak dan Mama selalu ada dihati anak melalui doa. 

Dari anakmu Dr. Socratez S.Yoman, Gembala umat tertindas dari Tanah Melanesia, West Papua. 

Ita Wakhu Purom, 12 Juli 2022 
Share:

AKAR KONFLIK ELIT2 POLITIK PAPUA

*Siapa Yang Mendorong Api Konflik: Pro Pemekaran Vs Tolak Pemekaran dan Jatuhnya Korbab Jiwa di Tahukimo hari ini dan di Papua?* 

Pertama-tama kita berduka Cita atas jatuhnya Korban Jiwa di Yahukimo hari ini.

Dalam menjawab pertanyaan Saudara siapa yang merancang  Aksi hingga Jatuhnya Korban?

Saya minta jangan lihat asap di Yahukimo hari ini. Tetapi lihat apa yang dikerjakan mereka2 yang pikir siang dan malam tentang jabatan, kekuasaan dan politik pendudukan, menguasai dan merampas tanah Papua?

Jangan sekali-kali mengelak. Pertanyaan siapa yang bertanggungjawab hari ini atas konflik di Yahukimo dan ke depan dalam konteks penolakan pemekaran adalah:

 *1. Para Bupati dan Elit di Provinsi yang memaksa nafsu dan terus memaksakan mendorong pemakaran Provinsi di Tanah Papua.* 

Mereka ini telah menjadi alat penguasa dalam melibas rakyat Papua sendiri. Menjadi tim suksesi politik Devide Et Impera. 

Untuk 7 wilayah Budaya di Tanah Papua:

 a. Wilayah Lapago:

1. John Tabo, 
2. John Banua,
3.Briur Wenda,
4. Didimus Yahuli,
5. Befa Jigilon cs,

b. Wilayah Meepago: 
1. Eltinus Omaleng
2. Meki Nawipa,
3. Willem Wandik, 
4. Yakobus Dumupa Cs.

c. WilayahTaby-Saireri:

1.  Bupati Jayapura, Matius Awaytuoiw,
2. Wali Kota: Tomi Mano, 
3. Bupati Biak, 
4. Serui Cs.

d. Wilayah Ha Anim:
1. Bupati Merauke,
2. Wakil Bupati Asma, Cs.

e. Wilayah Dobarei:
1. Wali Kota Sorong,
2. Gubernur Mandacan Cs.

f. Wilayah Bomberai:-

 *2. Ditingkat Provinsi Papua yang bertanggung Jawab adalah :* 
1. Jony Rouw Banua, Ketua DPRP, 
2. Edo Kaize, wakil Ketua DPRPcs, 
3. Rektor UNCEN

 *3. Di Pemerintah Pusat:* 
1. Orang Papua yang bertanggungjawab:
a.  Paulus Waterpauw,
b. Wempi Wetipo,
c. Yoris Raweyai Cs.

 *2. Pemerintahan sendiri:* 
a. Presiden Jokowi
b.Mendagri Jenderal Pol. Tito Karnavian 
c. Menkophukam, Moh. Mahfud MD,
d. Menteri Investasi, Bahlil, 
e. Kepala BIN, Jenderal Polisi: Budi Gunawan, Cs.

 *3. Parlemen Indonesia:* 

1.ketua MPR RI: Bambang S
2.Ketua DPR RI, Puan Mahrani
3.Ketua Komisi 2 DPR RI, 
4.Komarudin Watubun, Cs.

 *4. Para Mantan Pejabat Negara:* 
1.  Megawati Soekarno Putri,
2.  Hendropriyono Cs.

Mereka inilah yang bertanggungjawab atas jatuhnya korban jiwa di Yahukimo hari ini dan korban yang telah dan akan jatuh di pihak Masyarakat Papua. Tidak bisa menghidar dan menyangkal lagi.

Demikian tanggapan saya siapa yang sedang mendorong api konflik di tanah Papua. 
Salam Wara!
Dok. Wendamilly News
Share:

Pohon Natal dan Lampu Natal

PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA BAPTIS WEST PAPUA
JEMAAT HONELAMA
The Fellowship Of Baptist Churches Of West Papua.

1. Pengacara :
         Bapak Tipen Wenda.
2. Ayat Panggilan berbakti :
Yohanes 8 : 12
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Thema :
"POHON NATAL DAN LAMPU NATAL"
3. Doa Persembahan :
          Bapak Dan Wenda
4. Ayatt Silih-berganti : Yohanes 15. 1-8
5. Doaa Syafaat : 
          Bpk Gembalah Ithomi
          Kogoya, S.Th, SBN
Yahanes 15 : 1-3
Example :
1. Apakahh Makna dari pada Pohon Natal itu tidak berguna bagi Manusia dan Pohon itu tidak pernah berbuah. Pohon itu Artinya Yesus karena Pohon itu sendiri adalah Yesus Kristus, akulah pokok Anggur. (Wahyu 22-14) (Matius 3.8)(Lukas) 
2. Maknaa dari pada Lampu Natal adalah Yesus Kristus adalah Terang Dunia, maka Orang-orang harus sadar Karena Melihat terang dunia. (Matius 5.15-16) 

6. Penutup
Setiap Tahun kita adakan Natal begitu saja atau kita harus memilih Pohon Anggur yang benar dan Memiliki Terang dunia.
Minggu, 12 Desember 2021


Share:

KONGRES YANG KE-8 WILAYAH WAMENA PAPUA

KONGRES YANG KE-8 WILAYAH WAMENA PAPUA

Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua
Wilayah Wamena West Papua. 
===========================
Pada hari ini telah melaksanakan kegiatan Bakar batu di Wamena Gereja Sion Batera depan Kodim. Kegiatan yang berlangsung ini telah selesai pemilihan Pemimpin Gereja Wilayah Wamena. Selama beberapa hari ini melakukan dengan Kemuliaan Tuhan sehingga dpt Menyelesaikan dengan baik, Oleh Karena itu telah terpilihnya Ketua Wilayah Bpk GILION WENDA, S.Th masa Bakti 2021-2025. 
Maka seluruh Gereja Wilayah Wamena dengan suka cita membawakan sumbangan Babi dan Lain2 untuk maka bersama akhirnya Kegiatan sampai selesai.

Share:

Kriminal

Kriminalitas

Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan memberi peluang bagi setiap orang untuk berubah, tetapi perubahan tersebut tidak membawa setiap orang ke arah yang dicita-citakan. Hal ini berakibat terjadinya perbedaan sosial berdasarkan kekayaan, pengetahuan, perilaku, ataupun pergaulan. Perubahan sosial tersebut dapat membawa seseorang atau kelompok ke arah tindakan yang menyimpang karena dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi atau terpuaskan dalam kehidupannya.

Perbuatan kriminal yang muncul di masyarakat secara khusus akan diuraikan sebagai akibat terjadinya perubahan sosial yang menimbulkan kesenjangan kehidupan atau jauhnya ketidaksamaan sosial. Akibatnya, tidak semua orang mendapat kebahagiaan yang sama. Adanya perbedaan tersebut menyebabkan setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda terhadap hak dan kewajibannya. Setiap orang harus mendapat hak disesuaikan dengan kewajiban yang dilakukan.

Share:

KLARIFIKASI dari DRS. AMBRONCIUS I.M NABABAN, MM DGN OKNUM YG MENOLAK VAKSIN SINOVAK. ( Sdr. Natalius Pigai )

KLARIFIKASI dari  DRS. AMBRONCIUS I.M NABABAN, MM DGN OKNUM YG MENOLAK VAKSIN SINOVAK. ( Sdr. Natalius Pigai )

Bersama ini Saya Klarifikasi sbb :
1. Memang benar saya yg posting di FB pribadi saya ttg menanggapi berita OKNUM ( Sdr.Natalius Pigai ) yg  menolak Vaksin Covid 19 Merk SINOVAK dan menyatakan di media bahwa oknum tsb  tdk percaya pada vaksin Sinovak yg disuntikkan ke Presiden RI dan memilih utk membeli vaksin merk lain dari Luar Negeri.

2. Membaca tulisan tsb.  hati saya sangat marah , karena begitu tegahnya ia menyerang Jokowi disaat Presiden ingin membuktikan kepada rakyat Indonesia bahwa vaksin Sinovak ini Aman dan Halal utk disuntik ketubuh manusia.
memang hak azasi semua orang menolak divaksin, tapi jgn ikut memprovokasi orang lain dgn narasi yg dibangun seakan2 Vaksin Sinovak ini tdk aman buat manusia.

3. jadi postingan saya pribadi  kepada Oknum tsb hanyalah kritik utk pribadi  oknum tsb dan bukan ditujukan ke masyarakat Papua.
( walau kritik saya tsb sangat tajam, agar oknum tsb jangan sampai memprovokasi rakyat utk menolak di vaksin Sinovak, itulah tujuan saya. )

4. Dlm hal ini sebelumnya saya memohon maaf kepada Masyarakat papua, mungkin ada yg tersinggung dan menganggap saya menghina masyarakat luas apalagi melakukan Rasis. ( ini sangat tdk mungkin saya lakulan, karena saya juga sdh diadati di papua  fan diangkat sbg anak papua  dgn acara Lompat piring dan bakar batu di kab. kerom dan Jayapura papua, jadi tdk mungkin saya melukai hati masyarakat papua yg sangat saya cintai.
ini hanya terhadap oknum yg ketepatan ia anak Papua juga  )

ini benar2 ditujukan hanya kepada oknum tsb, bukan kepada masyarakat papua secara keseluruhan.

5. Saya benar2 dgn hati yg tulus memohon maaf kepada masyarakat papua. mhn hal ini tdk menjadilan kita jadi salah pengertian.
dan mudah2an hal ini dapat dimaklumi dan dibukakan pintu maaf yg srbesar2nya buat saya.

6. Saya akan tetap bertanggung jawab, bila oknum tsb ingin  menggugat saya secara hukum, saya tdk akan lari. saya tetap bertanggung jawab kepada oknum tsb bila saya dianggap salah dan melanggar hukum.
Tapi intinya saya tdk ada maksud sedikitpun utk melukai hati masyarakat Papua. 
Untuk itu kepada saudara saya masyarakat Papua, agar dapat memaafkan saya. Terima kasih.

Jakarta, 24 Januari 2021.
Syaloom,
Salam Hormat,

DRS. AMBRONCIUS I.M NABABAN,MM.

Share:

Pemilihan Gembalah sidang Gereja Honelama

Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua
Wilayah Wamena. 
Gereja Baptis Honelama.
Masukkan Pencalonan Gembala Sidang sebagai berikut :
1. Ev. Ithomy Kogoya
2. Ev. Pas Wanimbo
3. Petrus Wenda.
Setelah pengusulan nama - nama calon Lalu memberikan Kesempatan untuk Penyampaian Kemberatan Beberapa Calon yang masuk. Setelah penyampaian maka Pemilihan pada Tanggal 20 Juni 2021 di Gereja Baptis Honelama.
Panitia Penyelenggara Pemilihan Gembalah sidang.
Ketua          :  Sem Wakur
Sekum        : Muis Wenda
Bendahara  :
1. Budi Wendamilly
2. Yusmin Wenda
Selamat Memilih dari Jemaat Oleh Jemaat Gereja Baptis Honelama.
Ketua Panitia Sem Wakur saat penyampaian sumbangan sukarela untuk pemilihan Gembalah.
Beberapa Calon Gembalah Sidang Honelama.
Saat penyampaian keberatan.

Share:

PAPUA SEDANG DIJAJAH OLEH NKRI

PAPUA SEDANG DIJAJAH OLEH KOLONIALISME Indonesia.
Kita Orang Asli Papua Sadar bhw, kita yg buat lahan berkebun tetapi yg menikmati hasil lahan tersebut bukan OAP. Alias Bunuh diri.
Kita menciptakan Lapangan kerja yg Mewah seperti:
1. Bangun Perkantoran yang MEWAH. 
2. Bangun Rumah sakit yang Mewah. 
3. Bangun Ruko milik Pemda yg Mewah. 
4. Bangun Proyek Pangadaan, infrastruktur, Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan yang mewah,
5. Bangun Koperasi yang Mewah.
6. Bangun Politik yang Mewah.
7. Kontrak Tenaga Teknis yg baik
8. Jadi tenaga SATPAM
9. Jadi tenaga HONORER
10. Jadi PNS staf biasa
11. Jadi tenaga kontrak  Dokter-Dokter Perawat-Perawat Mantri bahkan sampai sudah menjadi PNS
12. Jadi PNS Eselon IV, III,II 
13. Jadi Bendahara Gaji sampai Bendahara Pengeluaran
14. Dari Gubernur dan Wagub 
15. Walikota dan Wakil Walikota, 
17. Bupati dan wakil Bupati
18. Ketua DPRD, DPRP dan komisi ²
19. PengelolaTambang Emas terbesar di dunia
20. Dari Pengelola Proyek Pihak Ketiga 
Semua link tersebut diatas sedang dikuasai oleh Orang Non Papua. Kita belum sadar sampai hari ini bahwa, kita sedang Dijajah. 
Dimanakah Otsus Papua Memperjuangkan Hak Orang Asli Papua dan menetapkan hak-hak OAP sesuai dengan Peraturan Daerah Otonomi khusus.
Saya dan Anda harus Paham bhw diluar Papua kita TDK bisa mendapatkan perkerjaan apapun contohnya  satpam apalagi yang pekerjaan lain.
Salam Perubahan.
sumber : Facebook.Yeremy Wenalo
Share:

RASISME SISTEMIK: AKAR MASALAH PAPUA YANG MERUPAKAN WATAK PENGUASA INDONESIA & RAKYATNYA

RASISME SISTEMIK: AKAR MASALAH PAPUA YANG MERUPAKAN WATAK PENGUASA INDONESIA & RAKYATNYA

Oleh Gembala Dr. Socratez S.Yoman, MA

“Sebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu memperoleh”
(Yohanes 21: 6).

RASISME SISTEMIK artinya Indonesia dalam menduduki dan menjajah Penduduk Orang Asli Papua selama ini yang berada dalam semua sistem secara terstruktur dan sistematis di pemerintahan, keamanan, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan juga kebudayaan.

RASISME adalah musuh Allah. RASISME adalah musuh seluruh umat manusia. RASISME sangat dibenci dan ditolak oleh seluruh umat manusia. Karena RASISME merendahkan martabat manusia.

Penguasa Indonesia yang menduduki, menjajah, dan menindas serta memusnahkan Penduduk Orang Asli Papua (POAP) memiliki watak dan jiwa RASISME. Penguasa kolonial Indonesia dan TNI-Polri yang berwatak RASIS selalu berlindung dan bersembunyi dibalik stigma politik: separatis dan makar serta kepentingan keamanan nasional dan juga jargon NKRI harga mati.

Penguasa Indonesia, TNI-Polri dan rakyat Indonesia menilai dan menempatkan Penduduk Orang Asli Papua (POAP) sebagai manusia kelas dua, bahkan disamakan dengan derajat hewan, yaitu:

“Monyet, tikus tanah, anjing, babi dan gorila.”

Ada ujaran RASISME terhadap “pahlawan nasional” Frans Kaisepo dalam mata uamg Rp 10.000. Narazisah Asril dalam akunnya: “Saya tidak setuju dengan gambar uang baru yang mukanya menyerupai monyet!!! Bukannya memasang wajah pahlawan malah memasang wajah seperti itu.”
(Baca: Melawan Rasisme dan Stigma di Tanah Papua, Yoman, 2020: hal. 17).

Rakyat Indonesia menghina dan merendahkan martabat Penduduk Asli Papua dengan RASISME kejam yang digambarkan dengan foto bergandengan Natalis Pigai dengan monyel/gorila.

Siti Fatimah: Jokowi Presidenku:

“Ini adalah teman setianya.”

Franz Atau DaNi : “Bukan teman tapi saudara gembar wkwkwkwkwk.”
Santoko: “Cucok2. Kembar siam. Tapi masalah sifaynya baikan yg gak pakai baji.”
Eleser: “Kalau bapak ini keluar malam tanpa ada penerangan orang pasti ketakutan.”
Sukwan Hendra : “Kembar siam.”
Muljasta Yasta: “Umpama satunya gak pakek baju sulit bedain…”
Capten Kalto : “Kembarin dia tu. Cocok.”

Indra Yafkhi: Indra lebih manusiawi dan mengerti akibat buruk ujaran rasisme.
” Postingan yg kyk gni bisa menimbulkan kegaduhan, ini namanya rasisme…Tolong dihormati saudaranya sendiri.”
( Baca Buku: Surat-Surat Gembala Forum Kerja Oikumenis Gereja-gereja Papua (2012:2018) hal. 11).

Natalis Pigai menanggapi ujaran RASISME sebagai berikut:
“Bangsa Papua Melanesia harus ketahui dan sadar bahwa kami ini monyet/gorila yang hidup di negeri ini. TUHAN tidak pernah tidur. Tuduhan dunia internasional bahwa sedang terjadi Genosida ( slow motion genocide) terhadap bangsa Papua dan bangsa Papua akan punah kian ke sini makin nyata. Tidak ada keselamatan hidup bersama di negeri ini. Indonesia akan bubar 2030. Apalagi penghinaan ini secara masif dikeluarkan oleh Siti Fatimah dkk. orang-orang Ir. Joko Widodo, seorang yang terhormat Presiden, Pemimpin Tertinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Presiden sangat tahu sejak tahun lalu saya katakan 723 orang menyatakan ujaran rasisme terhadap saya tetapi justru tidak berbuat apa-apa oleh Presiden. Dimana posisi saat itu jabatan saya Pimpinan Komnas HAM, Pejabat Negara yang Presiden tentu empati dan eliminir agar pendukungnya tidak melakukan rasisme. Justru hari ini makin membuktikan bahwa Presiden sengaja membiarkan jiwa-jiwa rasialis para pendukungnya tumbuh dan kembang.” (Natalius Pigai, Korban Rasisme).

Dalam Kompas TV pada 27 Oktober 2019, Mahfud MD, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Republik Indonesia dengan jiwa diskriminasi RASIAL mengatakan “

“Separatisme lebih berbahaya dari radikalisme….kita harus tumpas separatisme.”

Penguasa yang berwatak dan jiwa diskriminasi RASIAL yang selalu bersembunyi dibalik stigma separatisme dan makar. Perwayangan Jawa digunakan dalam pendudukan dan penjajahan terhadap rakyat dan bangsa West Papua. Dalangnya adalah RASISME tapi wayangnya stigma Separatisme dan Makar.

Penguasa Indonesia dan TNI-Polri dalam menjajah dan menindas POAP dengan watak RASISME tapi selalu bertopeng dengan stigma atau mitos separatisme dan makar itu terbongkar pada 15-17 Agustus 2019 di Semarang, Malang dan Jogyakarta yang dilakukan oleh organisasi massa radikal seperti: Front Pembela Islam (FPI), Pemuda Pancasila (PP), Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI (FKPP) dan didukung oleh aparat keamanan.

Karena RASISME musuh Allah dan musuh bersama umat manusia, maka seluruh Orang Asli Papua dari Sorong-Merauke bangkit bersama dan melakukan perlawanan terhadap tindakan RASISME pada 29 Agustus 2019.

Dalam menyikapi dan meresponi demo damai melawan RASISME ini, Kapolri dan Panglima TNI berkantor di Papua. Kepala Kepolisian RI Jenderal Pol Tito Karnavian dan Panglima Tentara Negara Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto memutuskan untuk berkantor di Jayapura,Papua, mulai Senin (2/9/2019) hingga sepekan ke depan.2 Sep 2019.

Kapolri dan Panglima TNI berkantor di Papua karena perlawanan rakyat atas RASISME bukan solusi yang tepat. Itu bagian yang tak terpisahkan dari kepanikan Negara atas terbongkarnya watak RASISME yang tersembunyi selama ini, maka seluruh kekuatan TNI-Polri dikerahkan di Papua. Tujuan utama mereka ialah membekokkan dan menyembunyikan akar persoalan di Papua, yaitu RASISME.

Solusinya yang benar dan terukur ialah tangkap, dan adili serta menghukum dalam penjara orang-orang yang menyatakan RASISME, bukannya aparat kepolisian sibuk persalahan orang yang menyebarkan kejadian RASISME. Ini nama usir asap tapi tidak padamkan bara apinya.

Ada perbedaan dan jurang yang lebar antara demo damai melawan RASISME tanggal 29 Agustus 2019 dengan 23 September 2019.

Demo damai melawan RASISME pada 29 Agustus 2019 mempunyai roh kebersamaan dan solidaritas kuat seluruh rakyat dan bangsa West Papua dari Sorong-Merauke. Demo pada tanggal ini telah membuktikan kepada kolonial Indonesia yang berwatak RASIS ini bahwa Penduduk Orang Asli Papua pemilik damai, pencinta damai dan pelaku damai di atas tanah leluhurnya.

Tetapi, sebaliknya, kita melihat dan menyaksikan demo pada 23 Agustus 2019 sepertinya ada dua kelompok yang ada dalam demo ini. Ada kelompok yang demo damai murni untuk melawan RASISME. Tetapi ada kelompok yang merusak dan membakar rumah, kios, toko dan aset pemerintah bahkan menghilangkan nyawa manusia. Dalam demo tanggal ini sepertinya ada tangan-tangan orang-orang yang tidak bertanggunghawab yang ikut terlibat didalamnya.

Menjadi terang bagi para pembaca bahwa demo pada 23 September 2019 itu dimanfaatkan untuk membelokkan persoalan RASISME ke persoalan politik dengan mitos makar yang ditujukkan kepada orang-orang yang sebenarnya tidak ada hubungan dengan demo pada 23 September 2019.

1. Bazoka Logo; 
2. Buchtar Tabuni; 
3. Agus Kossay; 
4. Steven Itlay; 
5. Fery Kombo; 
6. Alexander Gobay; 
7. Hengki Hilapok; 
8. Irwanus Uropmabin; 
10. Arina Lokbere; 
11. Dano Tabuni,; 
12 Surya Anta; 
13. Ambrosius Mulait; 
14. Charles Kossay; 
15. Issay Wenda.

Adapun penangkapan 41 orang demontran yang menentang RASISME yang ditahan, diproses, diadili dan dihukum di Jayapura. Nama-nama mereka sebagai berikut: 
1. Yosan Wenda. 
2. Yoni Weya. 
3. Aldi Tabuni. 
4. Pandra Wenda. 
5. Persiapan Kogoya. 
6. Yosan Wenda. 
7. Dolvius Hisage. 
8. Oktovianus Hisage. 
9. Elo Hubi. 
10. Mikha Asso.
11. Mikhael Hilapok. 
12. Imanuel Hubi. 
13. Feri Etama. 
14. Welem Walilo. 
15. Ronald Wandik. 
16. Yoli Loho. 
17. Agustinus Mohi. 
18. Rupinus Tambonop. 
19. Jan Piter Saramaja.
20. Jorgen Haibui. 
21. Falerio Jaas. 
22. Lanti Kawena. 
23. Dorti Kawena. 
24. Piter Meroje. 
25. Yusuf M. 
26. Lois Waswoi. 
27. Vincen Gogopia. 
28. Bendira Tabuni. 
29. Pailes Yigibalom. 
30. Biko Yalli Kogoya. 
31. Abuwa Yikwa. 
32. Jimrif Kogoya. 
33. Assa Asso. 
34. Meya Kamariki. 
35. Yosael Gombo. 
36. Elimus Bayage. 
37. Yandu Kogoya. 
38. Alpon Meku. 
39. Tenak Wakerkwa. 
40. Abraham Dote.

DISKRIMINASI RASISME terhadap Orang Asli Papua berjalan TELANJANG yang dilakukan oleh penguasa Indonesia. Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo mendemonstrasikan dalam memandang masalah sangat kental dengan diskriminatif RASIAL.

BACA JUGA  WEST PAPUA MERUPAKAN WILAYAH PASAR KEKERASAN MILITER DAN KEPOLISIAN INDONESIA

“Innalillahi, saya atas nama pemerintah menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya Randi dan Yusuf, dua mahasiswa Universitas Halu Olea Kendari. Semoga perjuangan mereka (korban) mendapatkan tempat yang mulia.”

Presiden menambahkan: “Saya juga sudah sejak awal ulangi ke Kapolri agar jajarannya tidak represif. Saya perintahkan dilakukan investigasi dan jajarannya Kapolri bilang tidak ada apapun dalam demo ini bawa senjata. Jadi, akan ada investigasi lebih lanjut.” (CNN Indonesia, 27/09/2019).

Lalu bagaimana dengan kematian Marselino Samon, Evert Mofu, Maikel Kareth, Otinus Lokmbere, Tery Wenda yang ditembak dan ditikam mati oleh aparat TNI-Polri bekerja sama dengan Masyarakat Nusantara, Barisan Merah Putih dan Milisi di Papua pada Agustus-September 2019?

Rakyat dan bangsa West Papua selama ini tidak sadar bahwa pendudukan dan penjajahan di West Papua berdasarkan watak dan nafas RASISME yang dikemas dalam stigma Separatis. Watak dan semangat RASISME dari penguasa Indonesia juga dikemas dengan baik dalam bentuk Kolonialisme, Imperialisme, Kapitalisme dan Militerisme.

Selama 74 tahun Indonesia, Penguasa Indonesia mendidik seluruh rakyat Indonesia melalui berbagai media massa dan kesempatan dengan kebohongan-kebohongan tentang persoalan rakyat dan bangsa West Papua. Sehingga sebagian rakyat Indonesia memandang rakyat dan bangsa West Papua dengan kerangka berpikir penguasa Indonesia yang berwatak RASIS. Sehingga seluruh rakyat Indonesia menjadi korban kepentingan penguasa Indonesia. Sebagian besar rakyat Indonesia ikut-ikutan atau meng-ekor menghina dan membenci rakyat Papua dengan watak RASISME.

Penguasa pemerintah Republik Indonesia menindas dan menjajah dan memusnahakan Penduduk Asli Papua, Ras Melanesia dengan semangat dan watak RASISME yang selama ini berlindung dan bersembunyi dan menyelamatkan wajah mereka dengan stigma SEPARATISME.

Pelanggaran berat HAM yang dilakukan Negara selama 58 tahun karena RASISME. Penguasa Indonesia dan aparat TNI-Polri merasa terganggu dengan keberadaan ras Melanesia di West Papua. Ras ini harus dimusnahkan dengan stigma separatis, makar dan OPM. Sebenarnya pandangan rasis tapi dikemas dengan baik dalam stigma politik supaya rakyat Indonesia mendukung penguasa rasis ini.
Dengan tepat alm Hermanus (Herman) Wayoi mengatakan:

“Pemerintah Indonesia hanya berupaya menguasai daerah ini, kemudian merencanakan pemusnahan Etnis Melanesia dan menggatinya dengan Etnis Melayu dari Indonesia. Hal ini terbukti dengan mendatangkan transmigrasi dari luar daerah dalam jumlah ribuan untuk mendiami lembah-lembah yang subur di Tanah Papua. Dua macam operasi yaitu Operasi Militer dan Operasi Transmigrasi menunjukkan indikasi yang tidak diragukan lagi dari maksud dan tujuan untuk menghilangkan Ras Melanesia di tanah ini…”    (Sumber:  Pemusnahan Etnis Melanesia: Memecah Kebisuan Sejarah Kekerasan Di Papua Barat: Yoman, 2007, hal. 143). Dikutip dari Makalah Tanah Papua (Irian Jaya) Masih Dalam Status Tanah Jajahan: Mengungkap Hati Nurani Rakyat Tanah Papua ( Bandar Numbay, Medyo Februari 1999).

Wayoi menegaskan pula:
“Secara de facto dan de jure Tanah Papua atau Irian Jaya tidak termasuk wilayah Indonesia berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945. Jadi, Tanah Papua bukan wilayah Indonesia, melainkan dijadikan daerah perisai/tameng atau bumper bagi Republik Indonesia” ( Yoman: hal. 137-138).

Perwakilan Penduduk Orang Asli Papua sebagai pemilik TANAH tidak dilibatkan dan penandatanganan Perjajian New 15 Agustus 1962 antar Indonesia dengan Belanda karena Orang Asli Papua dianggap bodoh dan diabaikan itu perilaku RASISME

Ada bentuk RASISME dalam Pelaksanaan Pepera 1969 yang dimenangkan oleh ABRI (sekarang:TNI) yang sangat merugikan dan melawan kehendak serta aspirasi politik seluruh Orang Asli Papua yang mau merdeka pada watu itu dan anggota Dewan Musyawarah Pepera ditunjuk oleh ABRI dan ditekan dengan moncong senjata.

Pak Pieter Siradan bersaksi: “Pak Yoman, setelah saya membaca buku-buku pak Yoman, saya sangat menyesal. Saya dulu telah menjadi Yudas karena saya ditugaskan oleh Negara untuk mengawasi orang-orang Asli Papua. Saya menangis dan mencucurkan air mata karena saya mengkhianati orang-orang Asli Papua. Saya datang di sini dan tiba di pelabuhan Jayapura pada 1 Desember 1964. Saya ditugaskan oleh negara untuk memenangkan Pepera 1969 dan mempertahankan Irian Barat. Saya yang memegang uang banyak waktu itu dan membayar kepada orang-orang yang mencabut tulisan: “One Man One Vote” yang akan dilewati Ortiz Sanz dan digantikan dengan tanam “Bendera Merah Putih.” Saya sangat malu tinggal di tanah ini. Saya juga menyaksikan pak Eli Uyup ditembak mati oleh TNI tahun 1966 di depan Biskop Rex (sekarang: Kantor Pos Jayapura). Darahnya menempias ke badan saya dan tangan saya penuh dengan darah karena saya ikut mengangkat mayatnya. Saya berdoa supaya Tuhan mengampuni dosa-dosa saya yang jahat itu. Pak Yoman, saya tahu Papua pasti merdeka dan pada saat Papua merdeka, saya yang lebih duluan pulang ke kampung halaman.” ( Sumber: Integrasi Belum Selesai, Yoman, 2010, hal. 91).

Penculikan dan pembunuhan seniman, atropolog dan budayawan yang dimiliki rakyat dan bangsa West Papua, Arnold Clemens Ap pada 26 April 1984 oleh Kopassandha (kini: Kipassus) merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang dahsyat sekaligus pembunuhan dan penghilangan nilai-nilai seni dan budaya itu merupakan bagian diskriminasi RASIAL.
Dr. George Junus Aditjondro dalam bukunya berjudul: Cahaya Bintang Kejora, mengakui:
“…Kebudayaan Papua begitu kaya dan dinamis (heterogen) yang terdiri lebih dari 250 dialek bahasa dan suku. Kekayaan dan kedinamisan itu kelihatannya bagi para penguasa rezim militeris korup Orba dianggap ancaman. Sehingga kekayaan kultural yang memperkuat identitas kepapuan sengaja dimatikan dan warga pendukungnya diintimidasi dan diteror agar ia meninggalkan jati dirinya.”
(2000: hal.107)
Pengiriman Transmigrasi dalam jumlah yang besar ke Tanah Papua dapat mengakibatkan Penduduk Orang Asli Papua disingsirkan dan tanahnya dirampas serta kehilangan tanah mereka untuk selama-lamanya. Perilaku penguasa Indonesia ini merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia yang dahsyat yang didukung dengan latar belakang RASISME.

Pemekaran kabupaten dan provinsi tanpa memenuhi syarat-syarat administrasi pemerintahan seperti: jumlah penduduk, wilayah, sumber daya manusia dan sumber daya alam merupakan operasi intelejen untuk menyingkirkan dan mengurangi, bahkan memusnahkan Penduduk Asli Orang Papua adalah Operasi bernafas RASISME.
Ungkapan penguasa Indonesia dan aparat TNI-Polri bahwa Penduduk Orang Asli Papua primitif, terbelakang, tertinggal dengan kebodohan merupakan kejahatan RASISME yang tidak mengakui kehidupan dan peradaban POAP yang memiliki segala-galanya sebelum Indonesia menduduki dan menjajah West Papua.

Pandangan bangsa Indonesia yang RASIALIS selalu bertentangan dengan kedaulatan dan harga diri Penduduk Orang Asli Papua. Peradaban POAP terbukti
dalam buku: Kita Meminum Air Dari Sumur Kita Sendiri” (Yoman, 2010, hal. 92) penulis menjelaskan sebagai berikut:

BACA JUGA  Penulis sudah sekolah. Karena sudah sekolah
Kata Ap Lani artinya: ” orang-orang independen, orang-orang yang memiliki otonomi luas, orang-orang yang merdeka, yang tidak diatur oleh siapapun. Mereka adalah orang-orang yang selalu hidup dalam kesadaran tinggi bahwa mereka memiliki kehidupan, mereka mempunyai bahasa, mereka mempunyai sejarah, mereka mempunyai tanah, mereka mempunyai gunung, mereka mempunyai hutan, mereka mempunyai sungai, mereka mempunyai dusun yang jelas, mereka mempunyai garis keturunan yang jelas, mereka mempunyai kepercayaan yang jelas, mereka mempunyai kemampuan untuk mengatur, dan mengurus apa saja, mereka tidak pernah pindah-pindah tempat, mereka hidup tertib dan teratur, mereka mempunyai segala-galanya.”
Seperti Pastor Frans Lieshout, OFM mengakui:
“Saya sendiripun belajar banyak dari manusia Balim yang begitu manusiawi. Saya masih mengingat masyarakat Balim seperti kami alami waktu pertama datang di daerah ini. Kami diterima dengan baik dan ramah, tetapi mereka tidak memerlukan sesuatu dari kami, karena mereka sudah memiliki segala sesuatu yang mereka butuhkan itu. Mereka nampaknya sehat dan bahagia, …Kami menjadi kagum waktu melihat bagaimana masyarakat Balim hidup dalam harmoni…dan semangat kebersamaan dan persatuan…saling bersalaman dalam acara suka dan duka…” ( Sumber: Kebudayaan Suku Hubula Lembah Balim-Papua, 2019, hal. 85-86).

Mitos-mitos negatif yang diproduksi penguasa Indonesia, TNI-Polri dan rakyat Indonesia seperti Gerakan Pengacau Keamanan (GPK), Gerakan Pengacau Liar (GPL), Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), separatisme dan makar merupakan stigma-stigma yang disemangati dengan watak RASISME.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) direndahkan dengan mitos Kelompok Kriminal Bersenjata itu penghinaan kolonial yang kejam dan itu bukti kolonial yang berwatak RASISME.
Memang, para kolonial tidak pernah hargai dan akui keunggulan bangsa yang diduduki dan dijajah. Benarlah bahwa kemerdekaan dan keadilan tidak pernah diberikan gratis sebagai hadiah kepada para pajuang kebebasan. Kebebasan harus bayar harga yaitu, keringat, darah, dan termasuk tudingan-tudingan miring dari kolonial yang RASIS seperti bangsa Indonesia.

Perang TNI di Nduga atas perintah presiden Republik Indonesia, Ir.Joko Widodo untuk mengejar Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atas dasar RASISME. Terbukti dengan banyak rakyat sipil yang menjadi korban, kehilangan sanak-saudara, kehilangan rumah, bahkan Penduduk Asli Nduga telah meninggalkan tanah leluhur dan menjadi pengungsi.

Para pemilik perusahaan yang merampok tanah, hutan dan laut dan gunung POAP yang didukung oleh pemerintah dan aparat TNI-Polri merupakan kejahatan Negara yang menciptakan Kemiskinan Penduduk Orang Asli Papua dalam sistem dan dipelihara secara struktural karena RASISME. Penduduk Orang Asli Papua dianggap rendah seperti hewan, maka tanahnya dirampok dan dibuat miskin permanen dan itu tidak menjadi masalah bagi penguasa kolonial Indonesia yang RASIS.
Adapun pengambilalihan tanah milik rakyat untuk membangun instalasi TNI dan Kepolisian di seluruh Tanah West Papua dari Sorong-Merauke adalah bagian dari memarjinalkan Penduduk Orang Asli Papua dan itu tidak terlepas dari integrasi tindakan RASISME.
RASISME itu sudah telanjang di mana-di mama di seluruh TANAH West Papua dari Sorong-Merauke. Setiap hotel, super market, mall, restaurant, perusahaan bank-bank, di pompa bensin, karyawannya sebagian hampir 99,9% adalah orang-orang Melayu Indonesia. Ini watak dan wajah RASISME yang ada di depan mata.

Dengan tepat Syed Husein Alatas dalam bukunya: “Mitos Pribumi Malas: Citra Orang Jawa, Melayu dan Filipina Dalam Kapitalisme” mengatakan:

“Mereka harus direndahkan dan dibuat merasa bodoh dan bersikap tunduk, karena kalau tidak mereka akan bergerak untuk memberontak.” (Alatas, 1988:hal.37).
Buku ini ditulis dalam konteks masa penjajahan di Indonesia dan di Filipina, tetapi masih sangat relevan dan melampaui segala zaman, maka terlihat tepat seperti pernyataan ini dalam konteks realitas penjajahan penguasa kolonial Indonesia terhadap Penduduk Orang Asli Papua (POAP) selama 58 tahun.

Penguasa Indonesia selalu menutup mata, telinga dan berpura-pura tidak peduli dengan penembakan Orang Asli Papua yang dilakukan oleh aparat keamanan TNI-Polri karena dimata penguasa Indonesia, Orang Asli Papua yang berkulit hitam dan rambut keriting ini tidak layak hidup di atas tanah yang melimpah-ruah dengan kekayaan ini. Penguasa Indonesia dan aparat keamanan lebih mencintai tanah dan sumber daya alamnya. Maka watak RASISME mereka dikemas baik dengan stigma OAP itu separatis dan makar yamg mengganggu kedaulatan NKRI.

Kebijakan penguasa Indonesia dengan diskriminasi RASISME dengan contoh nyata bahwa Aceh dibuat anak emas tapi West Papua diabaikan. Rakyat Aceh diijinkan kibarkan Bendera Gerakan Aceh Merdeka dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) diberikan ruang untuk dialog damai antara pemerintah Indonesia dan GAM. Tetapi, rakyat dan bangsa Papua ditangkap, diadili dan dipenjarakan pada saat bendera Bintang Kejora dikibarkan. Ini bukti kuat diskriminasi RASIAL yang paling kejam yang dilakukan Indonesia terhadap POAP.

Penguasa Indonesia, aparat keamanan TNI-Polri dan rakyat Indonesia menduduki, menjajah, dan menindas serta memusnahkan Penduduk Asli Papua berdasarkan diskriminasi RASIAL, tetapi mereka bersembunyi dibalik stigma separatis dan makar. Mengapa?

1. Stigma separatisme dan makar bagi penguasa Indonesia dan TNI-Polri selalu aman dan tidak ada yang mengganggu dan menyorotinya karena negara mempunyai alasan kedaulatan Negara dan kepentingan NKRI.

2. Ketika rakyat dan bangsa West Papua menggunakan data-data diskriminasi RASISME selama 58 tahun, maka penguasa Indonesia dan aparat keamanan TNI-Polri berada dalam kepanikan yang luar biasa. Karena, RASISME adalah musuh Allah. RASISME adalah musuh seluruh umat manusia. RASISME sangat dibenci dan ditolak oleh seluruh umat manusia. Karena RASISME merendahkan martabat manusia. RASISME itu kejahatan kemanusiaan yang paling kejam.
Jadi, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu memperoleh”
(Yohanes 21: 6). Artinya, selama ini para pejuang menggunakan data-data politik dan pelanggaran berat HAM.

Coba, sekarang gunakan RASISME untuk Perjuangan status politik bangsa West Papua, kejahatan dalam Pepera 1969 yang menyebabkab pelanggaran berat HAM selama 58 tahun.

Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno memberikan kesimpulan yang akurat dan tepat tentang keadaan rakyat Papua yang sangat buruk selama ini dalam bukunya: Kebangsaan, Demokrasi, Pluralisme (2015, hal. 255, 257).

“…Ada kesan bahwa orang-orang Papua mendapat perlakuan seakan-akan mereka belum diakui sebagai manusia….Situasi di Papua adalah buruk, tidak normal, tidak beradab, dan memalukan, karena itu tertutup bagi media asing. Papua adalah luka membusuk di tubuh bangsa Indonesia.” (hal. 255).

"Kita akan ditelanjangi di depan dunia beradab sebagai bangsa biadab, bangsa pembunuh orang-orang Papua, meski tidak dipakai senjata tajam.” (hal. 257).
Doa dan harapan penulis, artikel pendek ini menjadi berkat dan pencerahan bagi para pembaca.

Ita Wakhu Purom, Kamis, 21 Mei 2020. 

Penulis:
1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
2. Anggota: Dewan Gereja Papua (WPCC).
3. Anggota Baptist World Alliance (BWA).
Share:

Fakta yg terjadi kabupaten Tolikara

Pusat Kota Pemerintahan Kabupaten Tolikara Paling Buruk Dari Seluruh Kabupeten Di Provinsi Papua

Karubaga - Pemekaran kabupaten Tolikara dari Kabupaten Jayawijaya sejak 2002 sampai kini, ibukotanya paling buruk. Kota Karubaga Kabupaten Tolikara Yang juga merupakan salah satu kota tempat lahirnya injil GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) sangat prihatin maka pemerintah setempat rezim Usman Genongga Wanimbo untuk segera memperhatikan serius, antaranya; 

Judi Togel 
Permainan perjudian legal di negara-negara besar seperti Singapura, Sidney, Hongkong, China, Korea, kamboja dan sebagainya yang menjadikan ilegal Menurut Hukum indonesia tersebut meralela di kota Karubaga Kabupaten Tolikara. Di tengah macetnya perputaran perekonomian di kabupaten Tolikara perjudian togel sebagai salah satu sumber pencarian masayarakat Tolikara saat ini. Hal tersebut pihak keamanan sebagai kewajiban untuk memberhentikan kegiatan namun menjadi pembiaran secara terang-terangan.

Perputaran judi togel di Karubaga sebagai pilihan utama menurut masyarakat. Dan permainan judi togel dalam satu hari berputar sekitar enam kali yaitu:
1. KBJ (Kamboja) 
2. SDY (Sydney, Australia)
3. CH (China) 
4. SGP (Singapura)
5. Korea 
6. HK (Hongkong)

Enam kali sehari memasang angka perjudian togel tersebut berputar dalam satu hari bersebar di beberapa tempat kota Karubaga dan di distrik kanggime Kabupaten Tolikara provinsi papua. Salah satu kota yang di juluki sebagai kota injil tersebut kini menjadi sebagai kota perjudian.

Pemasangan Togel dengan nilai minimal 5000; (lima ribu rupiah) untuk angka dan 50.000; (lima puluh ribu rupiah) untuk angka shio. Bandar perjudian ilegal menjadikan pekerjaan sehari-hari seluruh masyarakat tolikara di kota Karubaga dan sekitarnya dan juga kini telah muka bandar togel di distrik kanggime maka pihak keamanan (polisi) telah gagal menjalankan tugas. 

Aliran Listrik (Lampu) 
Aliran listrik di kabupaten Tolikara khususnya di kota Karubaga padam tiap waktu kecuali waktu tertentu semacam kehadiran Bupati Tolikara Pak Usman G. Wanimbo,SE,M.Si dan itupun lampu menyala hanya dalam dua jam pada malam hari pukul 20: 00 Wit - 00:00 Wit saja. Itu artinya lampu hadir di Tolikara untuk pak bupati bukan untuk rakyat setempat. Hal tersebut berdampak pada pelayanan publik di setiap kantor menjadi lumpuh akibat padamnya lampu di siang hari. 

Sebab, masyarakat setempat terkendala untuk beraktivitas. Contoh kecilnya cas handphone saja sangat susah dan terpaksa masyarakat numpang cas di kios dengan bayar perhandphone Rp. 10.000 (sepuluh ribu rupiah) setiap hari. 

Air Bersih 
Air Bersih yang sebagai kebutuhan utama sehari-hari pun sangat sulit untuk di dapatkan bagi masyarakat setempat di Kota Karubaga. Wilayah pengunungan papua temasuk kabupaten Tolikara yang tergolong banyak mata air dari pengunungan namun, pemerintah setempat tak memanfaatkan membuat aliran air bersih untuk rakyat maka masyarakat setempat sangat sulit untuk mendapatkan air bersih. 

Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telpon maupun jaringan internet terlihat muncul 4G namun tak dapat bersambung untuk browser internetnya. Adapun jaringan wifi dengan harga yang fantastis namun habis dalam hitungan menit paling lama 30 menit yang seharga 50.000; (lima puluh rupiah) habis. 

Hal tersebut dapat pastikan pemerintah dengan sengaja membasi sambungan internet guna membatalkan niat rakyat meng'update kota buruk di kabupaten Tolikara. Maka informasi yang di kelola di dinas komimfo saja yang dapat di publikasikan untuk mencari nilai puji di media yang tak sesuai realita. 

Bersambung....!
sumber : Lebah Toli Group info Tolikara
Share:

Di Temukan mayat Korban di Pasar Wouma Misi.

Informasi Singkat yang telah di temukan korban nyawa di Pasar Misi atau Pasar Woma Malam kemarin  Pembunuhan yang terjadi namun Korban tersebut di Evakuasi Rumah sakit Umum (RSUD) Wamena. Namun Pihak kepolisian sedang mencari informasi yang lebih detail lagi dan pihak keluarga juga sendang mencari Tau siapa pelakunya. Karena pelaku tak ada sepegetahuan siapapun maka saat ini sedang mencari informasi dari Pihak keluarga maupun Pihak kepolisian.
Korban tersebut memakai Jaket, Celana Panjang dan Pakai sepatu lumbur. 
Untuk itu semua Masyarakat yang berada dimanapun ingin Keluar Malam itu Jangan diri sendiri tetapi bilah perlu keluar malam ada dua atau tiga orang.
    Kamis,20 January 2021
Share:

Ibadah Mingguan Gereja Baptis Honelama

Persekutuan Gereja - Gereja Baptis Papua.
Gereja Baptis Honelama.
Ibadah Mingguan :
Pengacara : Tipen Wenda
Membawah Persembahan yg dipimpin oleh : Ibu Ithomy Kogoya.
Menyampaikan Firman : Ev.Ithomy Kogoya.
1. Ayat Pangilan : Matius 25.30
2. Ayat Silberganti : wahyu.20.11-15

Thema :
KITA DIHAKIMI & DIHUKUM"
1. HAKIMI MENURUT DUNIA.
Org yg salah bisah di benarkan  dan org benar bisah di salahkan. (Amzal 17.15)
2. HAKIM MENURUT THN
Dan mendengar mezbah itu berkata . ya Tuhan Allah yg mahakuasa benar dan adil segala penghakiman mu.(Wahyu 16.7). Karena menurut ucapanmu engkau akan di benarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan di hukum.(Matius 12.37).

II. KITA AKAN DIHUKUM
Tetapi org2 penakut, org2 yg tdk percaya, org2 keji, org2 pembunuh dan lain2. (Wahyu 21.8).
III. TERAKHIR
Dan mereka yg telah berbuat baik akan keluar dan bangkit utk hidup yg kekal ttp mereka yg telah berbuat jahat akan Mati Kedua kali lagi. Matius 25.33.
    Minggu, 17 January 2021
Pemuda dan anak sekolah minggu kesaksian lewat puji2an.

Share:

KEMERDEKAAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA YG SANGAT FUNDAMENTAL

KEMERDEKAAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA YG SANGAT FUNDAMENTAL

Dlm KKBI kata MERDEKA diartikan sebagai berikut :
1). Bebas dari perhambaan, penjajahan, disebab; berdiri sendiri;
2). Tdk terkena/lepas dari tuntutan; 
3). Tdk terikat, tdk tergantung kpd orang/pihak tertentu, leluasa;
4). Bebas merdeka artinya dpt berbuat sekehendak hatinya;
5). Semerdeka-merdekanya artinya tdk terpengaruh oleh apa & siapapun, bebas/ lepas sama sekali; 
6). Memerdekakan artinya menjadikan merdeka, membebaskan diri, melepaskan dari penjajahan, dsbnya;
7). Kemerdekaan artinya keadaan (hal) berdiri sendiri (bebas, lepas, tdk terjajah lagi, dsbnya. 

Kemerdekaan mengandung multi dimensi. Tergantung dari sisi mana kita memandangnya. Beragam kemerdekaan antara lain: bebas dari perbudakan, bebas dari penjajahan, bebas dari kemiskinan, bebas dari kebodohan, bebas dari KKN (korupsi, kolusi, nepotisme), bebas dari rasa takut, bebas dari tuntutan, bebas dari pencobaan, bebas berekspresi, bebas berpendapat, bebas memilih, bebas dari noda dosa, bebas hidup & berkembang, bebas menentukan nasib masa depannya, tak terhalang oleh apapun, bebas berbuat, dsbnya.

Kemerdekaan adalah bagian dari hak asasi manusia yg sangat fundamental. Padamulanya Allah menciptakan manusia pertama yg bebas dilengkapi dgn akal budi & hati nurani. Kebebasan manusia itu dikendalikan oleh akal budi & hati nurani. Akal budi adalah pusat daya pikir, sedangkan hati nuraninya adalah pusat daya timbang. Di dlm hati nurani termeterai hukum hukum adikodrati dan kodrati. Hukum hukum yg termeterai itu mengendalikan manusia dlm berpikir, berasa, berkata & bertindak.

Penjajahan lahir dari keinginan manusia untuk menguasai dgn cara-cara yg tak bermanusiawi. Manusia serakah & sombong yg menganggap dirinya super, beradab & berada, baik dari sisi kemampuan fisik/psikis, dari sisi kemampuan materi/non materi. 

Perbudakan itu, baik skala kecil hingga besar dpt kita jumpai di mana mana, baik di dlm keluarga, di dlm masyarakat, di dlm negara, antar negara & antar kawasan.

Penjajahan dlm skala besar lahir dari dominasi kaum bangsawan kpd kaum proletar, kaum lemah & miskin. Ekspansi ingin menguasai dunia utk kepentingan politik & ekonomi adalah cikal bakal dari perbudakan/penjajahan di dunia. 

Karna presiden Soekarno ingin menguasai segalanya, maka gelora penjajahan dikumandangkannya melalui maklumat TRIKORA sehingga kini PAPUA masih dijajah. BEREKONSIASI BERSATU dan BERTOBAT adalah kalimat kunci untuk memerdekakan bangsa Papua dari penjajahan ini.

𝓢𝓾𝓶𝓫𝓮𝓻 : 𝓕𝓪𝓬𝓮𝓫𝓸𝓸𝓴.𝓢𝓮𝓵𝓹𝓲𝓾𝓼 𝓑𝓸𝓫𝓲𝓲
Share: